Apakah oleh-oleh suatu keharusan? Mungkin bukan keharusan tapi sudah menjadi budaya kita orang Indonesia kalau bepergian jauh pulangnya bawa oleh-oleh alias buah tangan. Oleh-oleh bisa berupa apa saja baik benda yang bisa dimakan maupun tidak. Sebut saja makanan, minuman, kerajinan tangan/suvenir, dan lain-lain.
Yang membawa
Apakah kamu termasuk orang yang pernah membawa oleh-oleh setelah bepergian? Jika iya, hmm kamu Indonesia banget ya. Iya loh sobat, oleh-oleh sudah seperti hal wajib. Kalau tidak bawa nanti ada yang tanya saat tiba di rumah. "Mana oleh-olehnya?"
Kalaupun tidak ada yang bertanya, kitanya sendiri yang merasa tidak enak kalau tidak membawa ataupun merasa kasihan dengan orang yang tadinya kita tinggal atau sekedar supaya terasa "pantas" jika kita bawa oleh-oleh. Jika tidak bawa, nanti tidak pantas.
Tapi kalau keseringan bepergian, ada rasa lelah juga tidak sobat bawa oleh-oleh? Kalau untuk keluarga sih rasanya tidak akan merasa lelah ya. Tapi kalau untuk orang lain seperti orang kantor misal kalau terus-terusan kemungkinan ada lelahnya juga.
Apalagi kalau yang memang keluarganya jauh. Merantau sudah bertahun-tahun lamanya. Kan ada lelahnya juga kalau harus bawa oleh-oleh terus. Biarlah oleh-oleh itu karena kerelaan hati. Karena perasaan senang berbagi. Karena butuh usaha lebih untuk membawa oleh-oleh baik waktu untuk mencari, uang untuk membeli dan tenaga untuk membawa. Kalau yang dibawakan (menerima) sih enak saja tinggal menerima. Sementara yang membawa itu yang bisa jadi keberatan. Tak bisa dipungkiri saya pribadi jika bepergian inginnya ringan bawaan sehingga tidak menyulitkan. Kalau bawaan berat kita pula yang capai. Perjalanan jauh sendiri sudah melelahkan jika ditambah berat bawaan akan tambah membuat lelah.
Sepengalaman saya traveling bareng emak-emak, mereka heboh beli oleh-oleh. Ada yang sampai menambah koper baru. Emak-emak kalap kalau sudah belanja lihat yang bening-bening. Sudah tidak memperhitungkan kopernya muat atau tidak. Bahkan apakah sudah melebihi bagasi atau tidak. Apalagi kalau uangnya memang sudah disiapkan khusus buat belanja. Ya sudahlah ya sabar saja menunggu mereka belanja. Hehe
Yang dibawakan
Jika di posisi yang dibawakan oleh-oleh, bagaimana perasaanmu? Senang? Tidak senang?
Kalau saya sih ya senang-senang saja kan gratisan tinggal menerima. Terlepas apapunlah yang diberikan. Tak elok juga kalau kita tidak berterima kasih. Tapi saya juga tidak akan komplain kalau tidak menerima oleh-oleh. Sebagai orang yang sering bepergian saya paham. Saya juga tidak ingin membuat seseorang merasa tidak enak. Ada juga kejadian misal bangku sebelah diberi oleh-oleh tapi saya tidak, saya santai. Saya tidak apa-apa. Toh rejeki sudah Allah yang atur kok kenapa kita harus pusing. Kalau kita tidak dapat ya memang bukan rejeki kita. Tak perlu juga kemudian kita merasa dibeda-bedakan, diabaikan dan sebagainya. Kita bukan anak kecil loh ya. Santai saja. Setuju?
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!