Hari minggu lalu 14 Desember saya bersantai di rumah tidak ke mana-mana. Lalu terpilihlah film Letters to Juliet di netflix. Sebenarnya saya tidak menemukan keseruan film ini di awal-awal. Mungkin karena slowburn ya. Di awal-awal memang terasa lambat banget terus belum nemu apa sih bagusnya film ini. Tapi saya lanjutkan dulu.
Di awal film ini bercerita tentang Sophie yang pergi bulan madu ke Verona, Italia bersama tunangannya. Loh kok bulan madu? Iya mereka menyebutnya begitu.
Di sana, tunangannya yang orang Italia sibuk dengan bisnisnya sebagai chef. Sehingga Sophie pun sibuk sendiri dengan urusannya sebagai penulis. Dia pergi ke House of Juliet. Di sana dia menemukan fenomena para wanita dari seluruh dunia datang ke sana lalu menyelipkan atau menempelkan surat di tembok. Saat Sophie sedang menulis, dia mendapati seorang wanita mengambil surat-surat itu dan dimasukkan ke keranjang. Karena penasaran, Sophie mengikuti wanita itu lalu di sebuah tempat Sophie masuk ke dalam. Di sana ada sejumlah wanita sedang menulis surat balasan untuk surat-surat dari tembok tadi. Mereka menyebut diri mereka sebagai secretary of Juliet.
Akhirnya Sophie menjadi bagian mereka dan ikut membalas surat. Di tembok, Sophie menemukan surat yang terselip di dalam tembok. Setelah dibuka ternyata surat dari 50 tahun lalu. Sophie membalas surat tersebut.
Tak lama kemudian, ada seorang pria muda datang ke rumah secretary of Juliet dan marah-marah karena surat balasan Sophie. Dia marah karena tidak seharusnya Sophie membalas surat itu. Karena saat ini bukanlah 50 tahun lalu. Dia khawatir dengan neneknya yang menerima surat itu. Pria ini berasal dari London.
Saat pria ini keluar, Sophie mengejarnya dan bilang ingin bertemu neneknya. Dan benar mereka bertemu. Singkat cerita, mereka berencana mencari pria yang ada dalam surat nenek bernama Lorenzo Bertolini. Mereka bertiga keluar kota beberapa hari mencari pria itu dari satu rumah ke rumah lain. Si pria takut neneknya kecewa seandainya mereka tidak bertemu misal Lorenzo sudah meninggal. Setelah perjuangan panjang, akhirnya mobil mereka berhenti di pinggir jalan sebuah ladang. Di sana ada Lorenzo Bertolini. Dan lucunya dari cucu, anak, dan bapak namanya semua sama yaitu Lorenzo Bertolini. Haha
Akhirnya si nenek bilang tidak mau pergi menemui Lorenzo. Dia bilang dia sudah gila dan merasa bodoh. Tapi kemudian datang suara sepatu kuda. Bak pangeran berkuda putih, muncullah di Lorenzo. Dan benar dong ini Lorenzo yang dicari si nenek. Happy ending loh. Nenek akhirnya menikah dengan Lorenzo. Tapi Sophie yang galau. Dia jatuh cinta dengan si pria London tadi. Si pria pun suka dengan Sophie tapi karena Sophie sudah punya tunangan jadi dia mundur.
Pulanglah Sophie ke New York. Di sana tulisannya diterima penerbit dan akan dipublikasikan. Sophie bahagia. Tunangannya menyelamatinya. Tapi saat ditanya apakah dia sudah membaca, tunangannya bilang belum. Dia tidak perlu membaca. Dia percaya pada Sophie. Sophie pun kecewa. Sebenarnya ini bukan pertama kali Sophie kecewa. Tapi dia masih diam dan melanjutkan hubungan.
Tapi kali ini dia mungkin sudah puncaknya. Akhirnya dia minta putus. Pergilah dia ke pernikahan nenek si pria London. Di sana dia ketemu si pria London tapi kemudian ada Patricia di sampingnya. Sophie langsung kecewa. Selesai acara pernikahan Sophie lari karena tidak kuat sedih. Si pria London mengejar Sophie keluar. Di sana ketemulah mereka. Sophie yang sudah tidak tahan pun menyatakan perasaannya. Lalu si pria bilang kalau Patricia adalah sepupunya. Patricia yang dulu ia ceritakan adalah mantan pacarnya yang bernama sama.
Di sini sedih sih emosinya kerasa dari awal Sophie melihat dia sama Patricia. Jadi mewek deh. Saya setuju sih mereka bersama pada akhirnya. Sebenarnya mantan Italianya itu tidak ada salah fatal dalam hubungan misal selingkuh. Dia adalah orang yang sangat fokus dengan pekerjaannya. Tapi di sisi lain Sophie merasa pria ini kurang involved dalam kehidupannya. Sebenarnya hal-hal kecil tapi memang bisa ngefek banget sih untuk orang-orang tertentu. Dia jadi merasa tak terlihat, kurang dihargai, merasa tidak align, dan sebagainya. Hal-hal seperti ngefek banget buat keutuhan rasa cinta. Dari 1 kekecewaan ke kekecewaan yang lain. Lama-lama cinta akan memudar dengan sendirinya. Akan merasa tidak bahagia dalam hubungan karena kebutuhan emosi tak terpenuhi dari pasangan.
Oya karena penasaran, saya coba googling House of Juliet ternyata memang ada. Tradisi menulis surat tadi juga memang nyata ada. Begitu pula secretary of Juliet pun ada. Tapi kondisi saat ini sudah tidak ada lagi menempelkan surat di tembok untuk menjaga keutuhan tembok tersebut. Saat ini disediakan kotak surat untuk menaruh surat. Nah, seru ga sobat? Apakah kamu tertarik? Hehe
Menarik sih... menarik banget... lucu...
Pengen coba ah kalau suatu saat bisa ke sana. Hihi :)
Saya pun baru tahu dari film ini ada tradisi begini hehe.
Oke bagi kamu yang mau nonton, boleh banget ya. Ini ceritanya ringan dan bebas dari scene seksual. Aman. :)
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!