Follow Us

Monday, September 27, 2021

Memakai Barang Orang Lain Tanpa Permisi, Pernah?

Sobat, pernahkah kamu memakai barang orang lain tanpa izin? Memakai barang yang tidak berkurang kadarnya mungkin tidak mengurangi atau merubah bentuk barang yang dipakai sehingga kegunaan barang tidak berubah. Tapi bagaimana jika kamu memakai barang yang kadarnya berkurang setelah dipakai misalkan barang yang mengandung cairan, gas, dsb? Pernakah kalian berpikir bahwa kalian telah mencuri?

Mencuri adalah perbuatan terlarang, tidak hanya dalam agama namun juga norma budaya. Terkadang, entah kamu tidak tahu atau tidak sadar atau bandel saja (padahal sudah tahu) namun melakukan perbuatan terlarang tersebut. Kamu sembrono dalam bertindak. Walau hal kecil namun ingatlah Sobat bahwa hal tersebut tidak luput dalam pengawasan Tuhan, tidak luput dalam catatan malaikat.



Sama halnya dengan memakan makanan tanpa permisi atau izin dari pemiliknya. Janganlah sembarangan memakan. Apabila kita sudah tahu bahwa pemiliknya mengizinkan memakan tanpa kita harus minta izin terlebih dahulu maka hal tersebut diperbolehkan. Namun apabila kita tidak tahu apakah si pemilik akan mengizinkan atau tidak, maka hindari untuk memakan. Mintalah izin terlebih dahulu. Karena jatuhnya haram apabila ternyata si pemilik tidak mengizinkan.


Saya temui dalam kehidupan saya, ada orang-orang yang sembarangan memakai barang orang lain. Tentu dalam contoh kasus yang akan saya bahas di sini adalah barang saya. Saya pernah punya teman kos (tentunya wanita ya). Yang saya heran adalah saya mendapati dia memakai sabun mandi saya tanpa permisi. Yang saya lebih herannya adalah dia dengan santai memakai sampai setengah bulan masuk ke minggu ketiga. Bagaimana saya tahu dia pakai sabun saya? Karena posisi pencetan sabun sudah berubah setap kali saya akan mandi. Memang wadah sabun saya tidak transparan sehingga tidak kelihatan jika isinya berkurang. Dan saya lihat bahwa sabun dia habis. Yang aneh, bisa dibilang kami tidak pernah mengobrol. Ketemu tatap muka juga jarang karena saya pulang kerja sore sementara dia malam. Dan ada teman kerja dia yang sekos juga beda kamar. Tapi kenapa sabun saya yang dipilih?

Saya tidak mempermasalahkan sabunnya karena sabunnya tidak mahal dan bisa dibeli kembali. Tapi di sini yang saya soroti adalah tindakannya. Tidak sadarkah bahwa apa yang dia lakukan adalah mencuri? Jika melihat dari segi kemampuan, tentu dia mampu untuk membeli sabun. Dia punya penghasilan tetap dan mapan. Dia juga semestinya mendapat jatah bulanan dari suaminya. Kurang apa coba? Lalu kenapa dia melakukan hal memalukan macam itu?

Apakah pendidikan moral atau pun pendidikan agama yang kurang? Entahlah...

Atau hanya sekedar malas?

Entah tidak sadar atau memang menggampangkan, seringkali kita ternyata melakukan hal sepele atau kecil yang justru menumpukkan dosa.

Memang yang tampak jelas berdosa adalah perbuatan dosa besar seperti membunuh, zina, dsb. Tapi perbuatan kecil yang ternyata menyumbang dosa seringkali tak diperhitungkan. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit kan?

Ok, ternyata bukan hanya saya yang mengalami hal tersebut. Teman akrab saya ada juga yang mengalami hal seperti saya. Dia ngekos dengan orang-orang yang tidak satu kerjaan dengannya. Barang-barang teman saya seperti kompor gas, alat masak, ember seenaknya saja dipakai orang-orang yang sekos dengannya tanpa permisi. Teman saya pun melabrak mereka. Okelah alat masak dan ember tidak berkurang kadarnya kalau dipakai. Tapi kompor gas? Tentu gasnya berkurang donk ya. Teman saya merasa kesal dan bilang ke saya di kosnya banyak pencuri. Apakah kalian setuju bahwa mereka mencuri?

Kalau soal pencurian, kejadian pencurian pernah saya alami yang sedikit lebih parah dan tidak habis pikir sih saya yaitu ada yang menyedot bensin motor dinas saya di kos. Bagaimana saya bisa tahu? Karena saya baru mengisi bensin misal hari ini full lalu kesokan paginya saya mau berangkat ke kantor, kok parameter bensin saya tinggal garis 1 atau 2. Kan aneh ya. Bagaimana mungkin? Hal itu tidak hanya sekali terjadi dalam waktu berdekatan makanya saya curiga. Akhirnya saya laporkan ke Bu Kos. 

Sobat, hati-hatilah dalam bertindak. Karena sekecil apapun itu semua akan dicatat oleh malaikat. Janganlah kita menambah dosa dari perbuatan kecil yang tampaknya tidak berdosa padahal tanpa disadari kita sedang menumpuk dosa secara perlahan-lahan namun pasti. Kita (baca: mungkin saya saja) sudah banyak dosa jadi jangan tambah-tambah lagi.

Apakah ada yang mengalami hal yang sama dengan cerita saya atau teman saya? Boleh yuk sharing...

Nah, Sobat, semoga posting-an ini bisa dipetik hikmahnya. Sampai jumpa di posting berikutnya. 

Cheers!


No comments:

Post a Comment

leave your comment here!