Ada orang yang sembarangan mengambil barang lalu tidak dikembalikan.
Ada juga yang seenaknya mengambil barang lalu dikembalikan tapi tidak utuh lagi.
Kedua hal tersebut mungkin hal sepele. Tapi bagi saya, jujur saya katakan kalau saya sangat tidak suka. Sudah mengambil tanpa ijin, eh tidak dikembalikan pula. Adapun kalau dikembalikan, sudah tidak utuh lagi ataupun sudah berubah tempat.
Memang, hal-hal yang diambil keseringan adalah hal-hal kecil yang mungkin harganya tidak seberapa, tapi ketidakberadaan barang tersebut merusak sistem yang sudah berjalan atau merusak kelancaran.
Contoh kecil yang sering saya alami adalah kehilangan sandal jepit. Saya sengaja membeli 3 sandal sesuai fungsi dan demi kelancaran. Satu saya letakkan di depan supaya kalau sewaktu-waktu mau ke luar rumah atau pergi sholat berjamaah ke mushola tidak perlu ambil-ambil dulu ke belakang. Satu lagi saya taruh di belakang samping untuk ke kamar mandi. Saya mau ada sandal khusus untuk kamar mandi. Menurut saya ini vital. Nah sandal terakhir saya taruh di belakang khusus untuk ke jemuran baju.
Lalu yang terjadi sekarang adalah semuanya raib. Tidak hanya sekali dua kali saya beli. Akhirnya saya capek juga karena hilang terus.
Contoh lain adalah di kantor. Saya sering kehilangan alat-alat di atas meja saya macam stapler, cutter, pena, pensil, dll. Memang hanya alat-alat kecil, tapi penting sewaktu-waktu butuh.
Kasus 1
"Kamu pinjam penggaris saya?"
"Iya..."
Saya lihat penggaris sudah dikembalikan.
"Loh wadahnya kok ga ada?"
"Hehe iya ga tahu ke mana..."
Kasus 2
"Tipe-X ku kok ga ada ya. Kamu pinjam?"
"Iya..."
Lalu dia kembalikan
"Loh tutupnya ke mana kok ga ada?"
"Memang ga ada kok..."
Hufff
Kasus 3
"Stapler aku ke mana ya? Kemarin kamu pinjam kan?"
"Iya kemarin memang kupinjam tapi udah kukembalikan."
Stapler pun raib ga tahu ke mana.
Kasus 4
"Pensilku kok ga ada ya. Pensilku mana?"
"Sudah kukembalikan..."
Pensil di atas meja saya habis. Padahal setiap kali hilang, pasti saya meraut yang baru. Tapi entah kenapa hilang terus. Bagi saya, pensil adalah alat vital dalam kerjaan saya. Pensil lebih penting daripada pena. Tapi pena pun juga seringkali hilang.
Saya adalah tipe penghapal letak/posisi. Bukan berarti barang-barang itu saya hapal satu-satu letaknya ada di mana. Bukan! Dari sekian tumpukan map atau barang yang ada di atas meja saya, saya tahu letak dokumen A ada di sebelah kiri atas, dokumen B di sebelah kanan bawah. Maka itu ketika ada yang memindahkan barang saya, saya tahu. Jadi, seberantakan apapun meja saya, saya tahu letak-letak barang yang ada dan tahu jika ada yang memindahkan karena sudah berubah posisi.
Hal ini juga berlaku ketika saya menghapal pelajaran. Maka saya ingat posisi misal paragraf ini ada di halaman sebelah kiri atas dsb. Tapi jangan tanya soal keruangan. Saya paling sulit menghapal arah jalan. Kalau pergi ke tempat baru sendirian, mungkin saya tidak kembali lagi karena tersesat. Hehehe. Untungnya dalam kerjaan saya selalu dilengkapi sketsa peta, jadilah tidak ada masalah.
Maka itulah, saya heran dengan orang-orang yang dengan seenaknya tanpa dosa mengambil barang orang lain lalu tidak dikembalikan pula. Padahal jika sesuatu dikembalikan pada tempatnya maka urusan akan jadi mudah karena sesuai tatanan yang sudah berjalan. Kerjaan akan menjadi lancar, tidak tersandung hal-hal remeh temeh yang semestinya tidak ada. Contoh kecil lain adalah peletakan stempel. Stempel biasanya ada di atas meja Kasubbag TU. Nah, begitu saya butuh, seringkali tidak ada di tempat dan saya harus mencari-cari ke mana si stempel berada.
Jujur, saya tidak suka kondisi sembarangan seperti ini. Ayok kita belajar jadi pribadi yang teratur. Umm, jika demikian apa saya termasuk pribadi yang kaku? :)
ga koq, rela ga kaku. aku jg sering kepikiran hal yang sama.
ReplyDeletehihihi hifni juga ternyata...
Deleteiyah aku paling ga suka orang sembarangan gitu hif
seenak-enaknya aja ngambil ga dibalikin
:)
Setujuhhhhhh :)
ReplyDeletesiiiiiiippppppppppp!
ReplyDeletekompak kita... :)