Editing Itu Tak Menyenangkan

Hari ini, pagi-pagi saya sudah berlinangan air mata. Bukan karena sedang tertimpa musibah (naudzubillahimindzalik jangan sampai ya Allah jauhkanlah saya dan keluarga saya dari musibah dan marabahaya), melainkan karena saya sedang mengedit naskah keponakan saya yang akan diikutsertakan dalam sebuah lomba. 

Sungguh saya tak menyangka ia bisa menulis sesedih itu. Saya berdo'a mudah-mudahan naskahnya lolos. Wah saingan saya nih! Hehehe Tak apalah. Kita bersaing sehat. Justru memang sayalah yang membawa dia agar mau menulis. Dan ternyata, lumayan! Hanya saja masih banyak salah ejaan.

Hmm, rupanya editing itu tak menyenangkan. Maksud saya, butuh kesabaran ekstra. Memang, edit naskah ini hanya sekedar have fun buat saya. Kalau pekerjaan utama saya di dunia nyata kan ada editing juga cuman berbeda sifat. Hehe.

Kalau mengedit dokumen yang tidak bagus ya, haduh menghabiskan waktu dan juga bisa kesal sendiri. "Ini orang kerjanya gimana sih?"

Nah begitulah kira-kira yang ada di otak kalau orang lagi kesal. :D

Makanya, terkadang saya ini jadi berpikir ulang tentang diri saya sendiri. Padahal saya ini sudah merasa orang yang sabar, tapi rupanya saya salah ya. Saya ini emosian juga ternyata hehehe.

Bukan manusia kalau tidak punya emosi. Betul tidak? Emangnya patung? Hehe cari alasan. Asalkan kita masih bisa menahan diri saja. Jangan diluapkan semena-semena. Apalagi jaman sekarang ada media sosial tempat berkicau dan update status hehe. Jangan sampailah media sosial menjadi tempat mencaci maki, sumpah serapah, menghina, dsb. Hal tersebut tidak layak untuk konsumsi publik. Cukuplah diri kita dan Allah yang tahu. Atau ceritakan ke orang yang bisa kita percaya.

Kembali ke editing. Seseorang yang enjoy dengan pekerjaannya pasti akan merasa pekerjaannya itu menyenangkan. Jadi, no offense ya. Semua kembali ke pribadi yang menjalankan. Dan tergantung editingnya itu apa dulu. :D

Oke, sekian sharing pagi ini. Happy weekend! :D