Sobat, pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai kehilangan sahabat. Sudah satu minggu berlalu dari berita kematian salah seorang sahabat saya namun baru hari ini saya sanggup mengetik tentangnya di blog ini.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un
Semoga sahabat saya Hipniati binti Efendi (pemilik blog hifni1985.wordpress..com) diterima amal ibadahnya di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kelapangan hati menerima takdir Allah.
Sobat, saya sungguh kaget mendengar berita kematian sahabat saya ini. Kala itu tepat seminggu yang lalu selasa malam (12/10/2021) saya ditelpon teman saya di Bengkulu. Dia mengabarkan kalau sahabat saya telah meninggal. Saya saat itu dalam posisi akan membuat laporan perjalanan dinas saya ke Banyuwangi yang saya ceritakan di posting sebelumnya. Saya pun urung. Tak sanggup rasanya mau membuat laporan. Banyak whatsapp berdatangan dari teman-teman saya menanyakan perihal kematiannya. Merinding rasanya Sobat. Ya Allah, sungguh tidak menyangka begitu cepat Engkau panggil dia. Terakhir kali saya berkomunikasi dengannya tanggal 6 Oktober 2021 via whatsapp. Tanggal 5 kami masih telponan.
Kamis, 7 Oktober 2021
Tanggal 7 Oktober jam 3 pagi saya sudah berangkat ke bandara menuju Banyuwangi karena itu jadwal perjalanan dinas saya. Saya sibuk seharian keliling-keliling melakukan pekerjaaan saya di Banyuwangi. Saya sama sekali tidak berkomunikasi dengannya seharian. Dan sore hari ketika saya sampai di hotel saya kelelahan. Saya pun tertidur setelah sholat magrib. Magrib di sana lebih cepat dibanding di Jakarta. Saya bangun tidur pukul 11 an malam. Saya lihat whatsapp ternyata ada pesan dari dia pukul 18.59. Dia menanyakan apakah saya sudah sampai di Banyuwangi dan saya menginap di mana. Saya baru membalas saat saya bangun tidur sekitar 23.30 namun sungguh aneh, balasan saya centang satu. Kenapa nih anak, pikir saya. Kemarin-kemarin lancar whatsapp dengannya. Justru intens kami whatsapp.
Jumat, 8 Oktober 2021
Tanggal 8 Oktober saya kembali whatsapp dia. Lagi, centang satu. Saya masih melanjutkan pekerjaan saya di hari kedua di Banyuwangi.
Sabtu, 9 Oktober 2021
Saya kembali whatsapp dia tanggal 9 Oktober ke nomor whatsappnya yang satu lagi. Sama, centang satu. Hari ini adalah kepulangan saya kembali ke Jakarta.
Selasa, 12 Oktober 2021
Saya penasaran ada rasa cemas kenapa tak ada kabar dari dia sampai hari ini. Kenapa masih centang satu juga whatsappnya. Saya ada kepikikan untuk menanyai tentangnya ke teman saya yang di Bengkulu karena dia teman dekatnya sahabat saya juga. Tapi belum jadi saya lakukan. Saya juga kepikiran untuk menelepon biasa ke nomor hp teman saya hari itu tapi belum jadi saya lakukan karena sibuk dengan pekerjaan. Tidak tahunya di malam harinya saya mendapat berita kematiannya yang membuat saya tidak percaya rasanya.
Saya lihat last seen whatsapp di nomor yang im3 adalah 19.30 an. Sementara di nomor simpati 21.47. Dan berdasar info yang saya dapat, hari jumat tanggal 8 Oktober, dia sudah tidak absen online. Berarti kemungkinan dia sudah tiada di malam jumat tersebut. Karena dia biasanya rajin absen.
Orang baik
Ada yang bilang meninggal di hari jumat itu baik. Sepengetahuan saya, dia memang orang baik. Ada yang bilang, orang baik itu meninggalnya cepat. Dan benar adanya sebelumnya saya kehilangan sahabat saya juga yang pernah saya ceritakan di blog ini juga di tahun 2013 atau 2014. Dia pemilik blog 23tahun.blogspot.com. Jadi, saya sudah kehilangan 2 orang sahabat yang memang keduanya adalah orang baik (setidaknya di penilaian mata saya). Mereka berdua adalah teman ngobrol soal pekerjaan dan kehidupan walau kami tidak satu kantor alias terpisah jarak. Kami sealumni sewaktu kuliah sarjana dan bekerja di bidang yang sama sehingga nyambung.
Amal jariyah
Mereka berdua adalah sahabat ngeblog saya dulu masa-masa awal bekerja. Terakhir saya sempat menyemangati sahabat saya untuk kembali menulis karena sudah lama vakum. Saya bilang padanya bahwa tulisan apabila membawa manfaat buat orang lain bisa jadi amal jariyah ketika kita meninggal. Coba kita renungkan Sobat, warisan apa yang bisa kita tinggalkan jika kita meninggal? Jika kita punya harta, tentu dengan harta kita bisa berwakaf. Jika kita punya anak, akan ada anak yang mendoakan. Namun jika kita belum menikah dan belum punya anak? Amal jariyah apa yang bisa kita lakukan? Tinggalkanlah ilmu yang bermanfaat. Jaman sekarang sangat mudah untuk menyebar ilmu.
Fibro Myalgia
Jika ada teman yang penasaran dengan penyakit apa yang diderita almarhumah, namanya fibro myalgia. Saya kurang paham penyakit apa tersebut (kalian bisa mencari sendiri informasinya lebih dalam) namun yang saya ketahui darinya adalah penyakit ini menyerang saraf tulang belakang. Dia tidak bisa duduk berlama-lama karena akan terasa sakit. Bisa menyebabkan hilang ingatan, insomnia, dan sejumlah gejala lainnya. Gejala yang paling berat adalah kejang disertai rasa sakit yang teramat hebat serta tidak sadarkan diri. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan karena belum ada obatnya dan apabila di luar negeri penderita penyakit ini dianggap disable sehingga mendapat santunan dari pemerintah.
Tanda Kematian
Sahabat saya ini sudah insomnia sekitar 1 tahun. Dan terakhir kali dia bercerita ke saya dia sudah normal kembali, tidak insomnia lagi, sudah bisa tidur cepat. Saya pun turut senang tentunya mendengar hal tersebut. Sebagai orang awam yang tidak bisa melihat tanda-tanda kematian tentu saya menganggap hal tersebut adalah hal baik yang mana saya mengira dia sudah mulai membaik. Tapi tidak disangka kalau hal baik tersebut merupakan tanda bahwa kematian sudah dekat. Saya jadi teringat dengan alm ayah saya yang baru 40 hari lalu wafat. Beliau doyan makan dan gemuk sebelum wafat. Memang ayah saya ini menderita penyakit menahun yaitu darah tinggi. Dan selama hidupnya dari saya kelas 4 SD hingga kematiannya tidak pernah lepas dari obat. Saya membaca artikel tanda-tanda kematian menurut islam, jika penderita penyakit salah satu tandanya adalah yang tadinya tidak doyan makan menjadi doyan makan. Jadi, begitulah sobat...
Saya benar-benar merasa kehilangan...
OK Sobat tidak banyak yang bisa saya ceritakan. Semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari cerita ini. Tetaplah berbuat baik. Karena tidak ada pilihan dari Allah selain berbuat baik di dunia ini. Ajal tak ada yang tahu. Semoga kita kelak wafat dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!