Saya ke Palembang gegara ikutan konferensi. Menyelam sekalian minum airlah ya. Selain ikut konferensi sekalian jalan-jalan. Yuhuuu! Sebenarnya saya sudah pernah ke Palembang, tapi cuma transit di bandaranya. Kira-kira, apa saja sih tempat wisata di Palembang? Kalau kamu googling bakal ketemu banyak rekomendasi tempat wisata untuk dikunjungi. Tapi berhubung waktu saya di sana terbatas, jadi saya hanya mengunjungi beberapa tempat yang lokasinya masih terjangkau alias tidak jauh dan tidak sulit dijangkau.
Ke mana saja? Simak ulasan berikut ini!
Jamaah tidak terlalu ramai ya untuk perempuan. Cuaca di Palembang kan setipe ya dengan sumatera lainnya seperti Lampung dan Bengkulu (masih sumbagsel) yang relatif panas. Jadi, saya merasakan gerah sekali di dalam masjid ketika sholat. Pendingin yang tersedia adalah kipas angin. Dan kipas tersebut tidak menjangkau tempat saya bersujud jadi terasa panas.
Di dalam ada berbagai prasasti dan juga peninggalan kerajaan Sriwijaya. Museum ini tidak besar dan tampak tua alias tidak terurus. Di dalam juga tidak ber-AC. Tapi lumayanlah buat kamu yang ingin melihat-lihat tentang sejarah sriwijaya.
Usai dari museum, saya jalan ke sebelah museum ada foodcourt. Saya makan siang di sana. Awalnya mau makan pindang baung tapi kata penjualnya lebih mahal karena besar. Ya sudah akhirnya saya makan pindang patin. Sebenarnya pindang bukan makanan baru buat saya yang memang lahir dan besar di lampung dan bekerja di Bengkulu, tapi tak apa, coba yang dari Palembang bagaimana rasanya.
Di sini juga banyak orang jualan ketika sore hari. Ada juga orang jualan di perahu-perahu terapung. Bisa dibilang mirip Floating Market Lembang. Ramai orang berkumpul di sini. Cocok untuk menikmati sore hari.
Masjid Cheng Ho ini tidak besar tapi desainnya cantik. Dalamnya juga ber-AC. Toilet wanita tersedia dan bersih. Tempat wudhu mirip di Saudi ya ada tempat duduknya. Ada penjaga sandalnya juga. Waktu itu jamaah sholat magrib lumayan banyak.
Pelajaran Kehidupan
Biarpun perjalanan saya bisa dibilang cukup singkat, namun tetap saja ada pelajaran kehidupan yang Allah kasih ke saya. Pasti Allah ingin saya belajar menjadi pribadi yang lebih baik dan bijak dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Apa sajakah itu?
Jembatan Ampera |
Ke mana saja? Simak ulasan berikut ini!
1. Masjid Agung Sultan Mahmud Badarrudin II
Masjid Agung ini sepertinya adalah masjid kebanggaan wong Palembang. Saya ke sana saat itu menjelang magrib. Sengaja sekali mengambil momen itu untuk berjamaah sholat magrib. Saat itu saya masuk dari pintu yang di depannya ada air mancur. Ketika saya menuju ke dalam masjid, sudah ada penjaga di depan yang menawari menyimpan sepatu di tempat khusus penitipan. Saya pun ditunjukkan tempat wudhu ada di sebelah kanan dari pintu.
Masjid Agung ini sepertinya adalah masjid kebanggaan wong Palembang. Saya ke sana saat itu menjelang magrib. Sengaja sekali mengambil momen itu untuk berjamaah sholat magrib. Saat itu saya masuk dari pintu yang di depannya ada air mancur. Ketika saya menuju ke dalam masjid, sudah ada penjaga di depan yang menawari menyimpan sepatu di tempat khusus penitipan. Saya pun ditunjukkan tempat wudhu ada di sebelah kanan dari pintu.
2. Museum Sultan Mahmud Badarrudin II
Ketika saya datang, museum ini sepi alias tidak banyak pengunjung. Di dalam ada beberapa anak sekolah yang sedang ada tugas sekolah sepertinya. Begitu saya naik ke atas, ada seorang petugas pria. Beliau bilang, masuk dulu, bayar belakangan ketika pulang. Berapa yang harus dibayar? Lima ribu rupiah saja. Murah kan? Dan itu tidak pakai tiket bukti masuk loh. :D
Ketika saya datang, museum ini sepi alias tidak banyak pengunjung. Di dalam ada beberapa anak sekolah yang sedang ada tugas sekolah sepertinya. Begitu saya naik ke atas, ada seorang petugas pria. Beliau bilang, masuk dulu, bayar belakangan ketika pulang. Berapa yang harus dibayar? Lima ribu rupiah saja. Murah kan? Dan itu tidak pakai tiket bukti masuk loh. :D
Seorang tourist guide sekitar umur 70-an tahun sedang menjelaskan sesuatu kepada seorang anak sekolah. Saya yang baru masuk, ikut nimbrung hihi. Bahkan beliau memberi saya wejangan agar cepat dapat jodoh (oops nasib single :))
Beliau juga menasehati saya agar meninggalkan pengetahuan jangan meninggalkan harta.
contoh prasasti |
Di dalam ada berbagai prasasti dan juga peninggalan kerajaan Sriwijaya. Museum ini tidak besar dan tampak tua alias tidak terurus. Di dalam juga tidak ber-AC. Tapi lumayanlah buat kamu yang ingin melihat-lihat tentang sejarah sriwijaya.
Usai dari museum, saya jalan ke sebelah museum ada foodcourt. Saya makan siang di sana. Awalnya mau makan pindang baung tapi kata penjualnya lebih mahal karena besar. Ya sudah akhirnya saya makan pindang patin. Sebenarnya pindang bukan makanan baru buat saya yang memang lahir dan besar di lampung dan bekerja di Bengkulu, tapi tak apa, coba yang dari Palembang bagaimana rasanya.
3. Taman Purbakala Sriwijaya
Waktu itu saya putuskan cepat untuk ke Taman Purbakala Sriwijaya saat saya makan di sebelah museum. Saya pilih ke sini karena di situ ada museum sejarah Sriwijaya dan ada spot foto yang lumayan juga. Begitu tiba di sana, saya harus membayar tiket masuk 5 ribu rupiah. Ya Allah... murahnya. Museumnya lebih luas dari museum Sultan Mahmud Badarrudin II. Ruangannya juga ber-AC. Koleksinya lebih banyak tentunya. Hanya saja lokasinya agak jauh dari pusat kota sekitar 10 km dari museum Sultan Mahmud.
Taman Purbakala ini luas sebenarnya hanya saja saya tidak sempat berkeliling untuk berfoto. Saya berjalan ke depan mengambil foto kapal Cheng Ho. Di sekitaran situ banyak orang jualan.
4. Benteng Kuto Besak (BKB)
Sepertinya Benteng Kuto Besak ini tempat wajib kamu yang berkunjung ke Palembang ya. BKB sudah seperti tempat berkumpulnya orang Palembang. Kalau mau ke sini baiknya saat sore hari menuju malam karena kamu bakal bisa melihat pemandangan jembatan ampera di malam hari berhias lampu.
Di sini juga banyak orang jualan ketika sore hari. Ada juga orang jualan di perahu-perahu terapung. Bisa dibilang mirip Floating Market Lembang. Ramai orang berkumpul di sini. Cocok untuk menikmati sore hari.
5. Masjid Cheng Ho
Saya bela-bela ke Masjid Cheng Ho menuju waktu magrib jadi saya sholat magrib di sana. Lokasinya agak jauh dari pusat kota sekitar 10 km. Masih bisa dijangkau gojek kok tenang saja, hanya saja agak lebih mahal ya apalagi pas sore menjelang magrib.
Masjid Cheng Ho ini tidak besar tapi desainnya cantik. Dalamnya juga ber-AC. Toilet wanita tersedia dan bersih. Tempat wudhu mirip di Saudi ya ada tempat duduknya. Ada penjaga sandalnya juga. Waktu itu jamaah sholat magrib lumayan banyak.
Pelajaran Kehidupan
Biarpun perjalanan saya bisa dibilang cukup singkat, namun tetap saja ada pelajaran kehidupan yang Allah kasih ke saya. Pasti Allah ingin saya belajar menjadi pribadi yang lebih baik dan bijak dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Apa sajakah itu?
1. Saya belum pernah ke Palembang dari kabupaten tempat saya tinggal saat ini. Jadi, saya tanya sana-sini kepada orang yang sudah pernah ke sana soal transport. Dan pada gilirannya saya berangkat, saya sudah dipesankan travel dari kos saya oleh seorang rekan kantor saya. Bahkan beliau datang ke kos saya sore hari sebelum keberangkatan saya esok harinya untuk memberikan nomor hp sopir travelnya bahkan beliau meminta si sopir sekalian memesankan busnya. Baik sekali ya beliau. Bahkan keesokan paginya saat saya sedang menunggu travel yang tidak kunjung datang (saya jadi cemas karena mengejar bus), rekan kantor tadi menelpon saya mengatakan bahwa sopir travel sudah dekat kos saya dan mengucapkan selamat jalan semoga selamat sampai tujuan. Sekali lagi, baik kan ya? Kalian setuju? Bagi saya, rekan kantor ini memang orang yang baik, tak peduli apa pandangan orang lain terhadapnya, bagi saya beliau baik. Terima kasihku teruntuknya. Semoga Allah membalas kebaikannya.
2. Ternyata di travel, saya sendirian. Tak ada penumpang lain. Perjalanan ditempuh sekitar 1,5 jam. Travel ini jangan dikira travel layaknya avanza innova begitu ya. Travel ini armadanya mobil carry jaman dulu yang sudah tidak bagus kondisinya. Sampai pool bus, benar saja saya diantar sampai sana dan dipesankan langsung. Hehe padahal saya juga bisa ya pesan sendiri.
3. Begitu naik bus, loh ternyata bukan bus AC ya. Saya tanya rekan saya via whatsapp ternyata memang tidak ada AC. Hmm, pantaslah murah. Hehe. Kebayang tidak nyamannya perjalanan berjam-jam naik bus non-AC. Padahal saya memilih bus ketimbang travel supaya saya lebih nyaman perjalanan jauh tidak mabuk. Tapi ternyata di luar ekspektasi. 11 jam saya tempuh di bus tersebut sampai Palembang. Kebayang kan gerah panas dsb? Kursi sempit, tidak nyaman busa kursinya. Hehe. Biarpun tahu menderita begitu, pulangnya saya tetap memilih bus yang sama. Berpanas-panasan di bus pun saya jalani saja sama seperti penumpang yang lain. Dari sini saya sadar betapa saya adalah rakyat jelata. :)
Biasanya saya selalu memilih transport yang nyaman apalagi perjalanan jauh. Tapi kali ini keadaan yang awalnya mengharuskan saya menaiki bus ekonomi non AC yang memang sebenarnya menurut saya sudah tidak layak untuk perjalanan jauh sehingga saya pun mencoba untuk menikmati ketidaknyamanan ini. Walau sepanjang perjalanan bunyi musik dangdutan mengiringi perjalanan kami begitu kencangnya, faktanya saya tetap bisa tertidur. Walau panas berkeringat, duduk tidak nyaman, saya tetap bisa tidur. Toh di antara para penumpang sekalian tak ada satupun yang mengeluh ini itu. Bapak sopir yang tiap hari menyopir juga tak ada mengeluh. Jadi, intinya adalah menjalani dan menikmati. Toh segala penderitaan itu hanyalah sebuah cerita ketika kita sudah selesai menjalaninya. Toh semua penderitaan itu hanya sebentar saja ketika kita menjalaninya. Semua akan berlalu. Dan ketika semua penderitaan itu telah berlalu, semua terasa enteng. Tak ada yang sulit asal kita ikhlas. :)
4. Saya bertemu pemandu wisata museum yang mengatakan agar saya meninggalkan pengetahuan jangan meninggalkan harta karena harta akan habis. Beliau juga menasehati saya agar cepat dapat jodoh. Beliau memberikan saya saya tips cepat dapat jodoh. Mau tahu? Beliau menyarankan agar puasa senin kamis 4 kali senin dan kamis dalam sebulan kemudian setelah itu bersedekah jajan ke anak-anak kecil tak perlu mahal cukup seribu rupiah per anak sejumlah 40 anak sambil dibacakan sholawat setiap kali memberi ke tiap anak. Apabila sebulan pertama masih belum mendapat jodoh, coba lagi bulan berikutnya berpuasa senin kamin 4x masing-masing dalam sebulan lalu sedekah lagi.
5. Ketika saya menunggu gojek di masjid Chengho, ada seorang laki-laki iseng menurut saya. Iseng bagaimana? Dia duduk di pelataran masjid sambil merokok. Di depannya ada sebuah motor. Sepertinya sih miliknya. Saya berdiri menunggu gojek tak jauh darinya. Beberapa waktu saya berdiri, laki-laki itu bertanya ke saya, apa nama masjid itu. Iseng tidak sih? Dalam hati saya sudah tidak nyaman untuk meladeni pertanyaannya tapi saya jawab. Kalau tidak dijawab nanti dibilang sombong kan. Lalu dia bilang chengho yang dari budha ke islam atau bagaimana saya tidak begitu menangkap pertanyaan lanjutan darinya. Saya jawab tidak tahu atau mungkin saya lupa. Lalu dia bilang lagi kalau saya islam turunan. Tapi kala itu saya tidak begitu ngeh kalau dia mengatai saya. Lalu saya jawab, "Mungkin." Saya tidak nyaman dengannya dan jawaban saya menyudahi perkataannya yang menusuk itu. Sombong sekalilah orang tersebut menurut saya. Mengetes? Merasa paling benar paling baik? Tak ada kerjaan. Sadarkah kamu bahwa apa yang kamu lakukan mungkin tak kamu sadari bisa menyakiti orang lain. Dan menyakiti orang lain bisa menghalangimu masuk surga. Halo kita orang asing loh ya tak saling kenal. Tapi apa yang kamu ucapkan dengan mulutmu sekian detik itu bisa menyakiti orang lain akibat keisenganmu. Hati-hatilah menjaga mulutmu.
6. Ini soal rejeki. Kali ini saya tidak bisa cerita detail tapi di sini saya menyadari betapa rejeki sudah diatur. Akan lebih enak ketika kita mengikhlaskan 'itulah rejeki saya'. Walau saya sempat merasa sebentar, wah saya bagaikan anak tiri (hihi lebay), tapi itu adalah pembelajaran luar biasa buat saya. Menyukuri apa yang Allah telah berikan akan terasa lebih adem lebih indah ketimbang merasa negatif ini itu. Normal ya sempat merasa negatif ini itu tapi ya hanya sebentar saja. Cepat ambil hikmahnya. Cepat ambil sisi positifnya apa yang kita dapat.
7. Terakhir adalah soal menepati janji. Entah kenapa ya saya seringkali di PHP orang lain. Posisi di PHP itu rasanya tidak enak, sangat tidak enak. Sobat, kamu jangan suka PHP ya! Posisikan dirimu ketika kamu berada di posisi korban PHP. Mau?
Pelajaran kehidupan ini memang tak terduga datangnya. Setiap kali bepergian jauh selalu saja ada pelajaran yang saya peroleh. Mungkin memang saya harus sering-sering piknik ya biar semakin menjadi pribadi yang matang. :D
Ok. Sekian cerita dari saya. Jalan-jalan ke mana lagi ya selanjutnya? Tunggu ya sobat!
2. Ternyata di travel, saya sendirian. Tak ada penumpang lain. Perjalanan ditempuh sekitar 1,5 jam. Travel ini jangan dikira travel layaknya avanza innova begitu ya. Travel ini armadanya mobil carry jaman dulu yang sudah tidak bagus kondisinya. Sampai pool bus, benar saja saya diantar sampai sana dan dipesankan langsung. Hehe padahal saya juga bisa ya pesan sendiri.
3. Begitu naik bus, loh ternyata bukan bus AC ya. Saya tanya rekan saya via whatsapp ternyata memang tidak ada AC. Hmm, pantaslah murah. Hehe. Kebayang tidak nyamannya perjalanan berjam-jam naik bus non-AC. Padahal saya memilih bus ketimbang travel supaya saya lebih nyaman perjalanan jauh tidak mabuk. Tapi ternyata di luar ekspektasi. 11 jam saya tempuh di bus tersebut sampai Palembang. Kebayang kan gerah panas dsb? Kursi sempit, tidak nyaman busa kursinya. Hehe. Biarpun tahu menderita begitu, pulangnya saya tetap memilih bus yang sama. Berpanas-panasan di bus pun saya jalani saja sama seperti penumpang yang lain. Dari sini saya sadar betapa saya adalah rakyat jelata. :)
Biasanya saya selalu memilih transport yang nyaman apalagi perjalanan jauh. Tapi kali ini keadaan yang awalnya mengharuskan saya menaiki bus ekonomi non AC yang memang sebenarnya menurut saya sudah tidak layak untuk perjalanan jauh sehingga saya pun mencoba untuk menikmati ketidaknyamanan ini. Walau sepanjang perjalanan bunyi musik dangdutan mengiringi perjalanan kami begitu kencangnya, faktanya saya tetap bisa tertidur. Walau panas berkeringat, duduk tidak nyaman, saya tetap bisa tidur. Toh di antara para penumpang sekalian tak ada satupun yang mengeluh ini itu. Bapak sopir yang tiap hari menyopir juga tak ada mengeluh. Jadi, intinya adalah menjalani dan menikmati. Toh segala penderitaan itu hanyalah sebuah cerita ketika kita sudah selesai menjalaninya. Toh semua penderitaan itu hanya sebentar saja ketika kita menjalaninya. Semua akan berlalu. Dan ketika semua penderitaan itu telah berlalu, semua terasa enteng. Tak ada yang sulit asal kita ikhlas. :)
4. Saya bertemu pemandu wisata museum yang mengatakan agar saya meninggalkan pengetahuan jangan meninggalkan harta karena harta akan habis. Beliau juga menasehati saya agar cepat dapat jodoh. Beliau memberikan saya saya tips cepat dapat jodoh. Mau tahu? Beliau menyarankan agar puasa senin kamis 4 kali senin dan kamis dalam sebulan kemudian setelah itu bersedekah jajan ke anak-anak kecil tak perlu mahal cukup seribu rupiah per anak sejumlah 40 anak sambil dibacakan sholawat setiap kali memberi ke tiap anak. Apabila sebulan pertama masih belum mendapat jodoh, coba lagi bulan berikutnya berpuasa senin kamin 4x masing-masing dalam sebulan lalu sedekah lagi.
5. Ketika saya menunggu gojek di masjid Chengho, ada seorang laki-laki iseng menurut saya. Iseng bagaimana? Dia duduk di pelataran masjid sambil merokok. Di depannya ada sebuah motor. Sepertinya sih miliknya. Saya berdiri menunggu gojek tak jauh darinya. Beberapa waktu saya berdiri, laki-laki itu bertanya ke saya, apa nama masjid itu. Iseng tidak sih? Dalam hati saya sudah tidak nyaman untuk meladeni pertanyaannya tapi saya jawab. Kalau tidak dijawab nanti dibilang sombong kan. Lalu dia bilang chengho yang dari budha ke islam atau bagaimana saya tidak begitu menangkap pertanyaan lanjutan darinya. Saya jawab tidak tahu atau mungkin saya lupa. Lalu dia bilang lagi kalau saya islam turunan. Tapi kala itu saya tidak begitu ngeh kalau dia mengatai saya. Lalu saya jawab, "Mungkin." Saya tidak nyaman dengannya dan jawaban saya menyudahi perkataannya yang menusuk itu. Sombong sekalilah orang tersebut menurut saya. Mengetes? Merasa paling benar paling baik? Tak ada kerjaan. Sadarkah kamu bahwa apa yang kamu lakukan mungkin tak kamu sadari bisa menyakiti orang lain. Dan menyakiti orang lain bisa menghalangimu masuk surga. Halo kita orang asing loh ya tak saling kenal. Tapi apa yang kamu ucapkan dengan mulutmu sekian detik itu bisa menyakiti orang lain akibat keisenganmu. Hati-hatilah menjaga mulutmu.
6. Ini soal rejeki. Kali ini saya tidak bisa cerita detail tapi di sini saya menyadari betapa rejeki sudah diatur. Akan lebih enak ketika kita mengikhlaskan 'itulah rejeki saya'. Walau saya sempat merasa sebentar, wah saya bagaikan anak tiri (hihi lebay), tapi itu adalah pembelajaran luar biasa buat saya. Menyukuri apa yang Allah telah berikan akan terasa lebih adem lebih indah ketimbang merasa negatif ini itu. Normal ya sempat merasa negatif ini itu tapi ya hanya sebentar saja. Cepat ambil hikmahnya. Cepat ambil sisi positifnya apa yang kita dapat.
7. Terakhir adalah soal menepati janji. Entah kenapa ya saya seringkali di PHP orang lain. Posisi di PHP itu rasanya tidak enak, sangat tidak enak. Sobat, kamu jangan suka PHP ya! Posisikan dirimu ketika kamu berada di posisi korban PHP. Mau?
Pelajaran kehidupan ini memang tak terduga datangnya. Setiap kali bepergian jauh selalu saja ada pelajaran yang saya peroleh. Mungkin memang saya harus sering-sering piknik ya biar semakin menjadi pribadi yang matang. :D
Ok. Sekian cerita dari saya. Jalan-jalan ke mana lagi ya selanjutnya? Tunggu ya sobat!
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!