Wah, lagi musim corona (covid-19) kok malah bahas jalan-jalan. Tenang! Jalan-jalannya sudah dilakukan jauh hari sebelum corona merebak yaitu liburan penghujung tahun 2019 lalu. Waktu itu di negara kita belum heboh corona. Sudah lama rasanya saya tidak posting. Bahkan kisah jalan-jalan ini baru sekarang sempat saya tulis dan posting. Semoga tidak mengurangi makna. Semoga selalu ada manfaat yang dipetik.
Saya merencanakan jalan-jalan ini sebulan sebelum hari H. Tadinya tidak berniat jalan-jalan. Mau pulang kampung saja tapi entah mengapa akhirnya saya memutuskan jalan-jalan dulu baru setelahnya pulang kampung. Rencana sudah matang, surat cuti sudah didapat, hotel, kereta, pesawat sudah dibooking semuanya dan dibayar kecuali hotel yang bisa dibayar di tempat, saya pun merasa sedih karena tiba-tiba ada kabar saya harus menghadiri pelantikan di tanggal saya cuti. Wow! Tega sekali rasanya di akhir tahun begitu padahal saya tinggal berangkat saja di hari jumat malam. Kepastian kabar di hari kamis atau jumat.
Tiket pesawat keberangkatan saya hangus. Tiket pulang masih bisa reschedule. Tiket kereta? Ini yang sulit. Untuk bisa refund atau reschedule tiket kereta harus datang langsung ke Gambir. Sementara saya di luar pulau Jawa. Meski saya tetap harus menelan rugi, tapi masih bersyukur juga bisa reschedule dengan menambah biaya lagi. Dan saya harus meminta tolong keponakan saya (yang akan jalan-jalan dengan saya) yang ada di Jawa untuk ke Gambir. Ribet? Iya. Kenapa tidak bisa online?
Selesai jeep trail, kami diantar ke Museum Merapi dan Batu Alien. Setelah itu barulah diantar ke tempat pak sopir menunggu kami. Lalu kami sarapan dan lanjut lagi ke Ulen Sentalu. Ulen Sentalu adalah museum pribadi ternyata. Di dalamnya ada peninggalan kerajaan Yogya dan juga batik dari berbagai motif.
Selesai dari sini baru kami ke The World Landmark. Di sini cukup foto-foto saja. Tapi sayangnya kala itu hujan sehingga harus menunggu lumayan sampai hujan reda.
Saya sudah pernah ke Prambanan, tapi karena keponakan saya belum pernah, jadinya saya ke sana lagi untuk kedua kalinya. Sekalian saya ambil paket yang ke Ratu Boko. Awal saya sampai Prambanan, loket yang melayani tiket kombo masih tutup. Ya sudah saya cari sarapan dulu di sekitar situ.
Setelah puas foto-foto di Prambanan, saya ambil paket keliling ke 3 candi yang berhenti di Candi Sewu. Setelah itu baru antri ke Ratu Boko. Ternyata memang benar Ratu Boko itu biasa saja. Awalnya kami tidak disarankan ke sana oleh sekuriti hotel tempat kami menginap. Tapi karena belum pernah ke sana, ya sudah coba saja daripada penasaran.
Selanjutnya kami ke tempat wisata lainnya yaitu pinus-pinusan. Sebelumnya ke pantai Gumuk Pasir Parangkusumo dulu. Nah, pas cuaca panas terik, kami ke taman bunga matahari dulu buat foto-foto. Pas sedang mekar soalnya. Setelah itu barulah kami ke hutan pinus. Sumpah, lelah sekali rasanya saat tiba di pinus-pinusan seperti Seribu Batu Songgo Langit, Pinus Mangunan dan Pinus Pengger. Lokasinya kan di atas semua dan kalau kita jalan kaki itu menanjak karena perbukitan. Rencana mau melihat sunset di Pinus Pengger jadi batal. Kami memilih pulang saja dan mampir makan malam dulu di Bukit Bintang.
Di sini kami melihat sunrise. Jadi, pukul 3.30 wib kami sudah sampai di Punthuk Setumbu, Klaten. Kami menunggu sampai 5.30 baru keluar itu matahari. Ramai juga loh di sini ternyata ada juga wisatawan asing. Walau lokasinya tak cukup cantik sih untuk melihat sunrise tapi lumayanlah. Oya, butuh perjuangan buat sampai di sini. Kami harus jalan kaki jauh ke atas. Lelah? Iya. Apalagi tak terbiasa jalan kaki. Sebelum subuh masih gelap itu kami berdua jalan ke sana. Pengunjung masih sepi. Setelah kami naik baru banyak berdatangan.
Tiba di Borobudur yang terletak di Magelang ini masih pagi. Tapi cukup lelah juga naik ke atas karena sudah panas. Berhubung sudah sampai sana harus sampai atas dong ya. Masih sanggup kok untungnya. Ramai sekali pengunjung di sana.
Selesai Borobudur, kami lanjut ke stasiun Jogja. Tapi karena kami bingung mencari tempat sholat di luar stasiun, akhirnya kami ke Galeria Mall hanya untuk sholat, makan dan ganti baju. Selanjutnya ke stasiun Jogja dan berangkat ke Malang naik kereta ekonomi. Ya Allah, baru kali ini naik kereta ekonomi dan pegalnya tidak ketulungan karena kursinya 90 derajat. Memang kenyamanan itu mahal.
Dari Selecta, kami naik angkot. Ternyata mahal juga tiket masuknya loh 100 ribu per orang. Tapi rupanya luas juga museumnya dan ok punya. Kami juga naik perahu di bawah. Mau coba makan malam sekalian tapi tidak jadi karena mengejar waktu kembali ke Malang. Susah cari taksi online, akhirnya kami tanya ke tukang sate transport apa ke Malang. Kami diberitahu untuk naik bus. Nah, pas sekali lewat di depan kami. Kami buru-buru naik dan sate yang kami pesan tidak jadi dibeli. Maaf sekali ya mang... Tahukah kalian berapa ongkosnya? Lima ribu rupiah saja. Glek...
Sekitar jam 12 malam kami sudah dijemput menuju ke Bromo. Di perjalanan cukup dingin suhu sekitar 16 derajat. Lokasinya cantik untuk foto karena kawah berkabutnya itu loh. Di Bromonya tak ada tempat sholat dan toilet. Lumayan jauh kalau mau ke sana harus naik ojek. Mana ramai sekali pula di sana kala itu. Sambil menunggu rombongan pulang, kami makan pisang goreng panas dulu.
Tiba di stasiun malang tengah hari. Akhirnya saya putuskan untuk ke masjid jamik dulu untuk sholat baru kemudian kembali ke jogja.
Tiket pesawat keberangkatan saya hangus. Tiket pulang masih bisa reschedule. Tiket kereta? Ini yang sulit. Untuk bisa refund atau reschedule tiket kereta harus datang langsung ke Gambir. Sementara saya di luar pulau Jawa. Meski saya tetap harus menelan rugi, tapi masih bersyukur juga bisa reschedule dengan menambah biaya lagi. Dan saya harus meminta tolong keponakan saya (yang akan jalan-jalan dengan saya) yang ada di Jawa untuk ke Gambir. Ribet? Iya. Kenapa tidak bisa online?
Intinya, saya harus mengatur kembali semua jadwal dari awal. Di kala waktu sudah mepet begitu, hotel sudah mahal apalagi akhir tahun, tiket kereta, pesawat juga sama. Tapi ya sudahlah mungkin memang harus begitu jalannya. Saya tidak kuasa mengatur hidup saya. Saya hanya bisa berencana dan berusaha. Rugi ya sudahlah rugi tak mengapa tak perlu disesali. Uang bisa dicari lagi.
Pada mulanya saya hanya berencana jalan-jalan ke Jogja selama 6 hari. Tapi gegara perubahan jadwal tersebut, saya jadinya jalan ke jogja, malang dan bromo selama 9 hari. Ada sekitar 30-an tempat kami kunjungi. Hehe.
Ke mana saja?
Hari 0: Perjalanan dari daerah ke Jakarta
Dari bandara Soetta saya langsung naik damri ke Gambir. Tiba di Gambir saya makan dulu sampai jadwal kereta datang. Kereta yang kami naiki adalah Bima dengan harga normal saat itu berkisar 540 ribu untuk tujuan Jogja.
Hari 0: Perjalanan dari daerah ke Jakarta
Dari bandara Soetta saya langsung naik damri ke Gambir. Tiba di Gambir saya makan dulu sampai jadwal kereta datang. Kereta yang kami naiki adalah Bima dengan harga normal saat itu berkisar 540 ribu untuk tujuan Jogja.
Hari 1: Jeep Merapi, Museum Merapi, Batu Alien, Museum Ulen Sentalu, The World Landmark
Tiba di Stasiun Yogya tengah malam. Kami dijemput sebelum shubuh. Si bapak sopir telat menjemput kami. Dari sini kami langsung diantar naik jeep. Kami hanya berdua satu jeep. Perjalanan dengan jeep ini tujuannya mau melihat sunrise di Merapi. Masih dapat sunrise-nya dan kami berfoto-foto. Bagus sekali foto silhuette sewaktu sunrise.
Sebelumnya tidak pernah kepikiran untuk jeep trail ke Merapi. Tapi kalau diingat-ingat, teman sekamar saya dulu waktu jalan-jalan ke Turki pernah sharing foto dia jeep trail ke merapi. Apa ada pengaruhnya dengan ini? Mungkin secara tidak sadar terekam di alam bawah sadar.
Sebelumnya tidak pernah kepikiran untuk jeep trail ke Merapi. Tapi kalau diingat-ingat, teman sekamar saya dulu waktu jalan-jalan ke Turki pernah sharing foto dia jeep trail ke merapi. Apa ada pengaruhnya dengan ini? Mungkin secara tidak sadar terekam di alam bawah sadar.
Selesai jeep trail, kami diantar ke Museum Merapi dan Batu Alien. Setelah itu barulah diantar ke tempat pak sopir menunggu kami. Lalu kami sarapan dan lanjut lagi ke Ulen Sentalu. Ulen Sentalu adalah museum pribadi ternyata. Di dalamnya ada peninggalan kerajaan Yogya dan juga batik dari berbagai motif.
Selesai dari sini baru kami ke The World Landmark. Di sini cukup foto-foto saja. Tapi sayangnya kala itu hujan sehingga harus menunggu lumayan sampai hujan reda.
Spot foto yang diarahkan guide di Ullen Sentalu |
Batu Alien |
Lelah seharian jalan-jalan, selanjutnya kami mampir makan di Warung Klotok yang terkenal itu. Sumpah, saya tidak tahu kalau Warung Klotok itu terkenal sampai saya benar-benar mampir ke sana karena memang sudah ada di itinerary. Subhanallah ya begitu tiba di sana ramai sekali. Memang pas jadwal makan siang sih ya. Cari tempat duduk susah saking penuhnya. Mau ambil telor dan tempe goreng saja antrinya panjang. Padahal menu di sini biasa saja loh menu rumahan biasa. Entah apa yang membuatnya bisa seramai itu. Kalau saya lihat di dindingnya ada beberapa testimoni dari berbagai artis seperti Najwa Shihab. Oya, kalau kamu makan di sini dan tidak membayar, sepertinya tidak akan ketahuan. Menu apa saja yang saya coba? Hanya sayur lodeh (sayur lainnya habis), telor dan tempe goreng dan juga pisang goreng. Pesan pisang 2 porsi untuk dua orang eh ternyata 1 porsinya isi dua. Hehe. Alamat tidak sanggup menghabiskan dan dibawa pulang ke hotel. :D
Hari 2: Prambanan, Candi Sewu, Ratu Boko, Gumuk Pasir Parangkusumo, Seribu Batu Songgo Langit, Pinus Mangunan, Pinus Pengger
Saya sudah pernah ke Prambanan, tapi karena keponakan saya belum pernah, jadinya saya ke sana lagi untuk kedua kalinya. Sekalian saya ambil paket yang ke Ratu Boko. Awal saya sampai Prambanan, loket yang melayani tiket kombo masih tutup. Ya sudah saya cari sarapan dulu di sekitar situ.
Setelah puas foto-foto di Prambanan, saya ambil paket keliling ke 3 candi yang berhenti di Candi Sewu. Setelah itu baru antri ke Ratu Boko. Ternyata memang benar Ratu Boko itu biasa saja. Awalnya kami tidak disarankan ke sana oleh sekuriti hotel tempat kami menginap. Tapi karena belum pernah ke sana, ya sudah coba saja daripada penasaran.
Selanjutnya kami ke tempat wisata lainnya yaitu pinus-pinusan. Sebelumnya ke pantai Gumuk Pasir Parangkusumo dulu. Nah, pas cuaca panas terik, kami ke taman bunga matahari dulu buat foto-foto. Pas sedang mekar soalnya. Setelah itu barulah kami ke hutan pinus. Sumpah, lelah sekali rasanya saat tiba di pinus-pinusan seperti Seribu Batu Songgo Langit, Pinus Mangunan dan Pinus Pengger. Lokasinya kan di atas semua dan kalau kita jalan kaki itu menanjak karena perbukitan. Rencana mau melihat sunset di Pinus Pengger jadi batal. Kami memilih pulang saja dan mampir makan malam dulu di Bukit Bintang.
Hari 3: Punthuk Setumbu, Borobudur
Di sini kami melihat sunrise. Jadi, pukul 3.30 wib kami sudah sampai di Punthuk Setumbu, Klaten. Kami menunggu sampai 5.30 baru keluar itu matahari. Ramai juga loh di sini ternyata ada juga wisatawan asing. Walau lokasinya tak cukup cantik sih untuk melihat sunrise tapi lumayanlah. Oya, butuh perjuangan buat sampai di sini. Kami harus jalan kaki jauh ke atas. Lelah? Iya. Apalagi tak terbiasa jalan kaki. Sebelum subuh masih gelap itu kami berdua jalan ke sana. Pengunjung masih sepi. Setelah kami naik baru banyak berdatangan.
Selesai Borobudur, kami lanjut ke stasiun Jogja. Tapi karena kami bingung mencari tempat sholat di luar stasiun, akhirnya kami ke Galeria Mall hanya untuk sholat, makan dan ganti baju. Selanjutnya ke stasiun Jogja dan berangkat ke Malang naik kereta ekonomi. Ya Allah, baru kali ini naik kereta ekonomi dan pegalnya tidak ketulungan karena kursinya 90 derajat. Memang kenyamanan itu mahal.
Hari 4: Taman Bunga Selecta dan Museum Angkut
Sebelum subuh, kami tiba di Malang. Kami langsung ke guest house yang sudah dipesan. Istirahat dulu sebentar dan bersih-bersih. Walau badan lelah, tapi semangat tidak padam. Kami putuskan untuk ke Taman Bunga Selecta di Batu. Jauh kan perjalanannya. Mana macet ternyata jadinya lama sampainya. Di Selecta kami lumayan lama. Dari mencoba wahana, makan bakso, leker, es krim, sampai akhirnya kami sudahi saja karena harus ke tujuan selanjutnya yaitu Museum Angkut.
Sebelum subuh, kami tiba di Malang. Kami langsung ke guest house yang sudah dipesan. Istirahat dulu sebentar dan bersih-bersih. Walau badan lelah, tapi semangat tidak padam. Kami putuskan untuk ke Taman Bunga Selecta di Batu. Jauh kan perjalanannya. Mana macet ternyata jadinya lama sampainya. Di Selecta kami lumayan lama. Dari mencoba wahana, makan bakso, leker, es krim, sampai akhirnya kami sudahi saja karena harus ke tujuan selanjutnya yaitu Museum Angkut.
Penampakan Selecta dari atas. Kami naik wahana itu. |
Dari Selecta, kami naik angkot. Ternyata mahal juga tiket masuknya loh 100 ribu per orang. Tapi rupanya luas juga museumnya dan ok punya. Kami juga naik perahu di bawah. Mau coba makan malam sekalian tapi tidak jadi karena mengejar waktu kembali ke Malang. Susah cari taksi online, akhirnya kami tanya ke tukang sate transport apa ke Malang. Kami diberitahu untuk naik bus. Nah, pas sekali lewat di depan kami. Kami buru-buru naik dan sate yang kami pesan tidak jadi dibeli. Maaf sekali ya mang... Tahukah kalian berapa ongkosnya? Lima ribu rupiah saja. Glek...
Hari 5: Bromo
Kawah Bromo |
Sekitar jam 12 malam kami sudah dijemput menuju ke Bromo. Di perjalanan cukup dingin suhu sekitar 16 derajat. Lokasinya cantik untuk foto karena kawah berkabutnya itu loh. Di Bromonya tak ada tempat sholat dan toilet. Lumayan jauh kalau mau ke sana harus naik ojek. Mana ramai sekali pula di sana kala itu. Sambil menunggu rombongan pulang, kami makan pisang goreng panas dulu.
Tiba di stasiun malang tengah hari. Akhirnya saya putuskan untuk ke masjid jamik dulu untuk sholat baru kemudian kembali ke jogja.
Ramainya pengunjung Bromo untuk melihat sunrise. Sampai sulit ambil foto. |
Hari 6: Kalibiru, Pule Payung, Air Terjun Kedung Pedut, Malioboro
Sampai Jogja lagi, kami ke hotel untuk istirahat. Selanjutnya kami ke Kalibiru, Pule Payung dan Air Terjun Kedung Pedut. Kalibiru dan Pule Payung itu sebelahan. Tipe wisatanya juga sama. Spot fotonya juga hampir sama. Saya mencoba beberapa foto seperti naik sepeda layang dll. Pulangnya kami mampir ke tempat beli oleh-oleh dulu Bakpia Pathok. Barulah setelahnya kami mampir Malioboro melihat suasana malam.
Hari 7: Pulang kampung
Saatnya kami pulang kampung. Kami menuju Bandara Adi Sucipto pagi hari.
Selesai perjalanan kami. Ada suka dukanya. Disyukuri saja semuanya. Alhamdulillah bisa menikmati hidup. Semua jadwal kami atur sendiri. Segala resiko kami juga tanggung sendiri. Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan. Karena ada Dia yang lebih berkuasa atas hidup kita.
Semoga bisa jalan-jalan lagi di kemudian hari ke tempat yang lebih seru dan menyenangkan. Aamiin.
All pictures credit to Reana.
Selesai perjalanan kami. Ada suka dukanya. Disyukuri saja semuanya. Alhamdulillah bisa menikmati hidup. Semua jadwal kami atur sendiri. Segala resiko kami juga tanggung sendiri. Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan. Karena ada Dia yang lebih berkuasa atas hidup kita.
Semoga bisa jalan-jalan lagi di kemudian hari ke tempat yang lebih seru dan menyenangkan. Aamiin.
All pictures credit to Reana.
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!