Nikmat sehat seringkali lupa untuk disyukuri. Terkesan sepele namun vital. Kita baru merasa betapa berharganya 'sehat' setelah kita 'sakit'.
Bengkel Hati adalah salah satu tayangan favorit saya saat ini. Mengapa saya tertarik dengan Bengkel Hati? Karena dari tayangan ini saya mendapat banyak pelajaran. Setiap episode, saya mendapat pengetahuan baru soal penyakit yang diderita para jamaah atau penelepon, apa penyebabnya dan solusi penyembuhannya. Dari sini kemudian saya menilik ke kejadian-kejadian yang terjadi di dekat saya.
Maha Suci Allah yang mana dunia ada dalam genggaman-Nya. Kesimpulan daripada acara tersebut adalah akhlak. Yang mana apabila saya telaah, maka penyakit itu timbul akibat akhlak kita sendiri. Yang sering kali terjadi adalah akibat amarah/emosi (jengkel kalau bahasanya Ustadz Dhanu) dalam keluarga/pekerjaan entah itu dipendam atau dikeluarkan.
Amarah itu datangnya dari syetan. Maka itu kita harus pandai meredam/sabar. Dengan kata lain, kalahkan syetan. Jangan kita yang kalah hingga kita menuruti syetan jadi marah. Nah, akibatnya Allah akan menurunkan penyakit. Dari sini dapat direnungkan bahwa artinya Allah memberi 'ganjaran langsung' berupa penyakit tadi. Nah, ini baru ganjaran di dunia. Bagaimana dengan ganjaran yang diberikan di akhirat? Tak terbayang dalam benak saya. Bisa dibilang bahwa dari perilaku kita yang sepele saja kita bisa merasa begitu menderita akibat ganjaran penyakit, bagaimana dengan perilaku yang jauh lebih buruk daripada itu?
Tiap bagian tubuh kita berpotensi untuk sakit, meski itu cuma 'nyeri'. Memangnya siapa sih yang mau sakit, meski itu cuma nyeri? Semua pasti menjawab tak ada. Ya! Coba saja nyeri lutut tapi bertahun-tahun ga sembuh juga, pasti sangat tidak nyaman kan? Saya saja ketika mengalami masuk angin/flu sudah merasa sangat tersiksa. Serba tidak enak mau ngapa-ngapain. Bagaimana dengan penyakit yang sudah lebih berat, lebih lama pula sampai bertahun-tahun?
Seringkali saya dengar keluhan dalam acara tersebut sudah dialami bertahun-tahun. Ada yang sampai dua puluhan tahun belum sembuh-sembuh juga padahal sudah berobat ke mana-mana. Setelah rajin mengikuti acara itu atau berkonsultasi langsung, beberapa penyakit ada yang berkurang bahkan langsung sembuh. Kenapa bisa begitu?
Saya sempat berpikir, 'Ah kenapa bisa begitu? Tidak bisa dilogika. Kenapa bisa langsung sembuh hanya dengan ngobrol langsung via telepon beberapa menit? Ada apa gerangan?'. Saya bertanya-tanya demikian karena saya tipikal orang eksak yang dominan menggunakan otak kiri. Jadi saya menuntut logika.
Tapi kemudian saya menerawang ke kisah-kisah ajaib di tanah suci yang banyak dialami orang yang sudah pernah ke sana. Banyak kejadian yang memang tidak bisa dilogikakan. Iya karena kemampuan otak kiri manusia terbatas. Sementara kemampuan Allah itu tak terbatas. Apabila Allah sudah berkehendak maka terjadilah. Kun fayakun. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Jalannya sesuatu itu menurut Allah, bukan menurut logika manusia.
Kunci dari penyembuhan dalam acara tersebut adalah
1. Minta ampun dengan Allah (tobat)
2. Sholat lima waktu dan tahajud, minta kesembuhan dengan Allah
3. Perbaiki akhlak/perilaku
Intinya, kita harus senantiasa menjaga akhlak/perilaku kita. Jadilah orang yang sabar dan selalu menjalankan perintah-Nya. Jangan ada sedikitpun penyakit hati. Hati/pikiran kita harus senantiasa bersih.
Semoga kita selalu diberi kesehatan. Amin.
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!